You're My Hero 02  

Posted by: gabria damanik
selamat datang! You're My Hero 02 , Enjoy read! You're My Hero 02 maaf mengecewakan You're My Hero 02 selamat menikmati deh :D

BRUG..
Ify merasakan tubuhnya terjengkang (?). Tapi.. Kok empuk ya?
"woy, sampe kapan lo nindihin gue?!" seru seseorang yang ternyata di tindihin sama Ify.
Secara refleks Ify langsung berdiri dan menghadap orang yang di tindihnya.
"sori!" tanpa melihat wajah orang itu, Ify langsung membungkukkan badan.
"ck! Ati-ati dong!" seru orang itu sambil berdiri dan membersihkan seragamnya dari debu.
"eh kayanya gue kenal suara ini deh!" pikir Ify. Dia memberanikan diri mendongak. Seketika wajahnya memucat!
"eh biasa aja dong liatnya! Kaya liat hantu aja lo!" hardik cowok itu.
"K-Kak Rio.." ucap Ify takut-takut.
"hmm.." respon Rio.
"makasih!" lagi-lagi Ify bungkukin badan lagi.
"hmm.."
"aku tak tau apa kurasakan dalam hatiku saat pertama kali lihat dirimu.. Melihatmu.."
Hape Rio berdering. Rio langsung mengambil hapenya dan mengangkat telpon itu.
"Io, lo lagi sama adek gue ya?" tanya Gabriel di seberang sana.
"kok lo tau?" Rio malah nanya balik.
"yaiyalah! Orang gue di gerbang sekarang! Gue cuma mau bilang, tolong anterin dia ke Yupi's Cafe (ngarang) ya. Gue mau sekali-sekali nraktir dia."
"hah? Kenapa harus gue?"
"soalnya gue lagi sibuk. Masih disuruh Pak Kiki buat motretin sekolah. Hah gini deh resiko kalo punya bakat photography."
"heu.. Ya deh gue anter dia. Tapi cuma nganter ya? Gue ogah kalo suruh nemenin dia ngobrol sambil nunggu elo"
"oke sip. Ntar lo gue beliin lukisan Ichigo deh! Haha.. Udah dulu ya, gue musti selesei cepet nih."
Tut. Telepon terputus. Rio segera memasukkan hpnya ke saku dan berjalan menuju motornya meninggalkan Ify yang masih berdiri terpaku (?). Rio segera menaiki motornya dan membawanya melaju. Di depan Ify, dia berhenti.
"ayo naik!" seru Rio sambil mengendikkan (?) dagu ke arah jok penumpang.
Ify bingung maksudnya. "hah? Kesitu?" tanyanya sambil menunjuk jok penumpang.
"iyaa.. Udah cepetan!" perintah Rio.
"mau kemana?" tanya Ify lagi.
"jangan banyak nanya! Cepetan naik aja sana!"
Ify udah nggak mau banyak nanya lagi, dia langsung naik ke jok belakang. Tanpa mengulur waktu lagi, Rio langsung ngebut.

***

Via berjalan keluar gerbang bersama Agni dan Zeva. Mereka kan emang lagi ada urusan jamaah (?).
"eh Vi, bukannya itu Ify sama Kak Rio?" Zeva mencolek (?) bahu Via dan menunjuk ke arah 2 orang yang lagi ngobrol. Satunya metangkring (?) di motor, satunya berdiri.
Via langsung noleh ke arah yang di tunjuk Zeva. Seketika minuman yang dipegangnya jatuh.
"Ifyy.." ucapnya lirih. Setitik air mata jatuh dari mata sipitnya.
"sabar, Vi.." Zeva merangkul Via, mencoba menenangkan cewek itu.
"Ify ngapain tuh sama Kak Rio?" tanya Agni nggak tau ke siapa.
Via udah nggak bisa menahan air mata lagi. Dia langsung nangis disana.
"aduh, Vi.. Cup cup cup jangan nangis ya.. Ntar deh gue tanyain ke Ify ya, sayang? Udah cup.." Zeva berusaha menenangkan Via.
Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan mereka.
"kalian liat Ify?" tanya orang diatas motor itu setelah membuka kaca helmnya.
"eh Kak Iel, tadi liat sih, sama Kak Rio. Tapi nggak tau kemana" jawab Agni.
Gabriel bersiap menutup kaca helmnya, tapi secara nggak sengaja matanya menangkap (?) sosok Via yang duduk jongkok sambil nutup muka make telapak tangan. Bahunya naik turun. Yah, pasti nangis.
"eh itu temen lo kenapa?" tanya Gabriel ke Agni sambil nunjuk Via.
Agni melirik Via lalu menghadap Gabriel lagi. "hmm.. Biasalah, Kak. Masalah cowok." jawab Agni.
Gabriel manggut-manggut. "thanks ya!" serunya sambil menutup kaca helm lalu melesat pergi.
"Vi, pulang yuk. Tunda dulu deh nangisnya. Di liatin anak-anak laen tuh!" ajak Agni.
Via bangkit sambil menghapus air matanya yang membasahi pipinya dan mengangguk. Mereka bertiga lalu berjalan bersama menuju rumah Zeva, yang lebih deket sama sekolahan.

***

Ify ketakutan banget di bonceng Rio. Gimana enggak? Rio tuh bawa motornya kaya kesetanan tau gak?! Ngebut banget nget nget nget!! Mana Ify kaga pake helm lagi! Bisa kebayang kaga tuh? Rambutnya menari-nari bebas kena angin? Ckckck..
Tapi untungnya Ify rada pinter (IFC, cuma di crita ini kok. Huehuehe.. Maap yak), tangannya megangin rambut biar nggak terbang (?). Tapi tetep aja, TAKUT!! Jadi sepanjang perjalanan Ify merem terus.
Motor Rio berhenti. Ify membuka mata.
"lo turun disini" ucap Rio dingin.
"hah?" Ify nggak ngerti.
"lo turun disini, trus masuk kesana.." Rio menunjuk sebuah cafe di seberang jalan.
Ify mengikuti arah pandang Rio. "Yupi's Cafe?" Ify mengucapkan judul (???) cafe itu.
"eh lo mau sampe kapan nangkring di motor gue???" tanya Rio ketus.
Ify terkejut. Tanpa banyak bicara lagi dia turun.
"lo masuk ke cafe itu, tunggu seseorang disana. Gue duluan" Rio menutup kaca helmnya dan melesat pergi.
Ify berdiri mematung disana. Tiba-tiba hapenya bunyi.

---
Ka Iel calling
---

"halo, Kak?"
"lo dimana?" tanya Gabriel di ujung sana.
"eh Kak gue protes nih, temen lo, Kak Rio, nurunin gue di tempat nggak jelas! Gue nggak mau tau, lo musti kudu wajib harus jemput gue! Panas banget disini!" Ify ngomel-ngomel.
"eh eh gue nanya daritadi kaga lu jawab, lo dimana Ify adikku sayaaang??"
"hehe nggak tau nih. Yang jelas gue di depan cafe yang judulnya Yupi's Cafe. Gue pengen masuk sih, tapi dompet gue kan keting..."
"Stop! Ngoceh mulu lo! Jadi lo udah di depan Yupi's Cafe?"
"iyaa!! Bur.."
"lo langsung masuk aja. Gue di dalem kok!" potong Gabriel cepat.
Tut. Telepon terputus. Ify menatap layar hapenya yang berwallpaper fotonya (detail amat sih?).
"Kak Iel di dalem? Dalem mana?" tanya Ify nggak yakin.
Dia berpikir.
"gila! Panas banget! Ah iyadeh gue masuk aja!" Ify pun akhirnya menyebrang jalan dan memasuki cafe tadi.
Ify celingukan di dalem cafe. Lalu matanya menangkap (?) sosok yang amat sangat di kenalnya. Yup. Kakaknya tersayang. (sebenernya Ify ragu, dia sayang apa enggak sama kakaknya itu)
"huah lu ngapain sih ngajakin gue kesini?" tanya Ify sambil menghempaskan tubuh di sofa cafe itu.
Gabriel yang tadi sibuk sama BBnya, langsung kaget. "walah! Bikin kaget aja lu!"
"biarin. Eh gue haus banget sumpah. Beliin minum yak?" pinta Ify.
"haha lo pesen apa aja yang lo mau gih. Gue yang bayarin." jelas Gabriel.
Mata Ify membulat. "hah? Yang bener?" tanyanya nggak yakin. Kesambet apaan kakaknya ini? (kesambet gue, Fy! Hohoho)
Gabriel cuma ngangguk.
"kyyaaa!! Mbak mbak, sini sini!" Ify langsung memanggil waitress.
Mbak mbak waitress tadi langsung menghampiri Ify. "silahkan menunya.."
Ify langsung menyamber (?) daftar menu yang di hadapkan padanya.
"eh kok semuanya kebuat dari Yupi gini sih?" tanya Ify bingung.
"yaelah elu lemot amat sih, Fy? Kan udah jelas dari nama nih cafe! Ish ngidam apaan sih Mama waktu hamil elo?" Gabriel jadi gemes sama adik semata wayangnya itu.
Sementara si mbak waitress malah senyum-senyum. Tapi mungkin aja dia berpikiran sama kaya Gabriel :p
"yaudah mbak, saya pesen Yupi's Strawbery Floatnya satu, trus salad Yupi Cicaknya satu, Pizza d'Yupi satu, hmm.. Itu aja deh. Kesian kakak saya nggak kuat bayarin ntar" ucap Ify sambil melirik Gabriel sambil tersenyum.
Mbak waitress tampak sibuk mencatat pesanan Ify. "masnya sekalian?" tanya mbak waitress kepada Gabriel.
Gabriel mengawasi (?) daftar menu. "hmm.. Strawbery Float satu aja deh, Mbak.." jawab Gabriel.
Mbak waitress selesai mencatat pesanan kedua kakak beradik itu. "tunggu sebentar, pesanan akan saya antarkan sebentar lagi" mbak waitress tersenyum lalu undur diri (?)
Seperginya si waitress, Ify mulai mewawancarai (?) kakaknya itu.
"kok lo tau ada cafe sekeren ini?" tanya Ify.
"kemaren gue baru jalan sama Cakka, lewat jalan sini, nggak sengaja noleh eh liat nih cafe. Pikir gue sih nih cafe pasti menunya nggak jauh-jauh dari permen kesukaan lo itu. Jadi mumpung gue lagi baik hati, lo gue traktir disini" jawab Gabriel panjang x lebar x tinggi = volume balok (?)
"trus? Kenapa harus Kak Rio yang nganter gue kesini? Kenapa kita nggak berangkat bareng aja?" tanya Ify lagi.
"gue tadi dapet amanat dari Pak Kiki. Trus nggak sengaja gue ngliat lo lagi sama Rio, jadi gue suruh dia nganter lo sebelum lo balik duluan" jawab Gabriel lengkap sambil mainin kunci motornya.
Baru aja Ify mau nanya lagi, pesenan mereka udah dateng.
"silahkan, Mas, Mbak.." ucap mbak waitress tadi sambil tersenyum dan meletakkan pesanan mereka berdua.
"oh makasih, Mbak.." ucap Ify sama Gabriel barengan.
Si mbak waitress cuma tersenyum.
"wah kayanya enak nih!" ucap Ify sambil mencomot (?) Pizza Yuppi-nya.
"gila! Enak banget! Huhu gue ucapin makasih banyak deh!" seru Ify. Gabriel cuma senyum-senyum sambil ngaduk-aduk minumannya.
"eh Fy, gue tadi ngliat temen lo nangis loh" ucap Gabriel tiba-tiba.
Ify yang lagi nggigit pizzanya, langsung berhenti. "siapa?"
"itu loh.. Yang biasanya bareng-bareng sama lo. Yang pipinya chubby" jawab Gabriel sambil mengingat-ingat wajah Via.
Ify hampir aja kesedak. "hah? Via?"
"ya mana gue tau namanya!"
"kapan? Dimana?" Ify jadi ngrasain perasaannya gaenak.
"tadi pas gue keluar gerbang sekolah. Kata temen lo yang tomboy itu sih gara-gara masalah cowok" jawab Gabriel santai.
"HAH??" seru Ify.
Semua tamu pada noleh ke arah mereka. Gabriel langsung nyumpel mulut Ify make salad yang di pesen Ify tadi sambil melotot.
"biasa aja deh, Fy! Malu tauk diliatin orang-orang!" ucap Gabriel.
Ify melepeh (?) salad tadi. Selera makannya tiba-tiba hilang. Dia lalu beranjak, menarik tangan Gabriel. "anterin gue ke rumah Via ya? Plis.." Ify memohon.
Gabriel bingung. "ngapain? Belon abis, Fy.." Gabriel menunjuk salad Ify yang masih utuh. Pizzanya sih udah abis. Hehe..
"ini lebih penting dari ngabisin salad! Ayolah, Kak! Gue nggak mau Via jadi benci sama gue!" Ify terus memohon. Air matanya jatuh perlahan.
"hah? Iya deh iya.. Gue bayar dulu ya?" Gabriel beranjak ke kasir di ikuti Ify.

***

Via tengkurap di kasurnya. Bantalnya udah basah kena air mata dia. Dia nggak nyangka. Bener-bener nggak nyangka! Tadi pagi, Ify sarapan sama Rio, trus tadi dia liat mereka pulang bareng! Sekarang? Pasti lagi kencan!
"IFYY!! GUE BENCI SAMA LO!!! MAKAN TEMEN!!" jerit Via sekuat tenaga. Air matanya terus membanjir.
"Non? Non Pia nggak papa??" tanya Bik Ourel cemas. Adududuh pan gawat kalau Via kenapa-kenapa!
Via nggak menyahut pertanyaan Bik Ourel. Tapi kamarnya di ketuk. Tok tok tok..
"Via? Ini gue Ify. Gue mau jelasin soal pulang sekolah tadi. Lo dengerin ya, Vi?" suara Ify terdengar bergetar tapi lembut.
Tangis Via terhenti. Ify! "PERGI LO, FY! GUE NGGAK MAU DENGERIN PENJELASAN LO! SEMUA UDAH JELAS! PERGI!" usir Via.
BRAK..
Via melempar guling ke pintu. Ify kaget. Dia berusaha menahan emosi. Kalo nggak di jelasin sekarang, Via pasti susah maafin dia!
"Vi, terserah lo mau dengerin apa enggak, gue cuma mau jelasin.."
"GUE NGGAK MAU DENGER!" potong Via cepat.
"Kak Iel nraktir gue, tapi dia masih ada urusan, jadi gue sama dia nggak bisa berangkat barengan.."
Via merasa tergetar. Dia bangkit, berjalan mendekati pintu. Posisi sekarang, Via sama Ify hadap-hadapan tapi terhalang pintu.
"tapi gue nggak tau rencana Kak Iel. Pulang sekolah tadi, gue mau nyebrang ke halte, tapi gue hampir ketabrak! Untung Kak Rio narik tangan gue, sehingga gue nggak jadi ketabrak. Kak Iel ngliat gue lagi sama Kak Rio. Jadi Kak Iel nyuruh Kak Rio nganter gue ke cafe. Itu yang sebenernya, Vi.. Gue nggak ada maksud buat ngehianatin persahabatan kita. Gue nggak ada maksud makan temen. Lo harus ngerti, Vi.. Gue minta maaf udah bikin lo salah paham.." jelas Ify panjang lebar. Ify menahan tangisnya agar bisa menjelaskan semuanya dengan jelas.
Ceklek..
Pintu di buka sama Via. Via melihat Ify menunduk menahan tangis. Lalu di peluknya sahabat tercintanya itu.
"gue minta maaf, Vi.. Gue udah berprasangka buruk sama lo.." ucap Via di sela tangisnya.
Ify tersenyum dan mengelus punggung Via. "lo nggak marah sama gue kan, Vi?" tanya Ify hati-hati.
Via melepaskan pelukannya lalu mengahapus air mata dan menatap Ify. "engga lah!" jawab Via sambil mencolek hidung Ify.
"aaah Via..! Hehe thanks ya! Gue balik dulu, Kak Iel pasti udah jamuran nungguin gue! Haha" Ify pamit.
"oke, atiati yaa.." teriak Via. Ify mengacungkan jempolnya.

***

"hah? Bokap lo mau nikah lagi?" tanya Cakka ke Alvin.
Alvin ngangguk.
"lo setuju aja, Vin?" tanya Gabriel.
"yah apa bokap gue perlu persetujuan gue? Emang kalo gue nggak setuju, dia nggak jadi nikah gitu? Lagian bodo amat lah dia mau nikah lagi apa enggak. Nggak ada hubungannya sama gue?" tandas Alvin.
Gabriel sama Cakka diem. "iya juga ya? Hmm.." ucap mereka barengan.
"berarti lo bakal punya keluarga baru dong, Vin?" tanya Gabriel lagi.
"ya gitu deh" jawab Alvin cuek.
"trus yang mau dinikahin bokap lo itu janda atau gimana?" kali ini Cakka yang nanya.
"kata bokap gue sih, janda, punya anak cewek satu, setaun lebih muda, anak Pelita juga." jawab Alvin.
"hah? Anak Pelita? Lo tau yang mana anaknya nggak?" tanya Cakka.
"enggak, gue cuma tau namanya. Sivia. Itu kata bokap gue. Lagian gue males nyariin, toh besok katanya mau dikenalin ke gue" jawab Alvin jelas.
"hah? Sivia?" tanya Gabriel nggak yakin.
"iya, kenapa? Lo tau?" Alvin balik nanya.
"hmm.. Kayanya sih. Eh tapi yang gue tau Via dink, bukan Sivia hehe.." jawab Gabriel sambil cengengesan. (Sivia sama Via sama aja kali, Iel-_-)
"ooh.. Eh si Rio mana sih? Tumben banget dia ngaret gini? Ckckck.." Alvin celingukan nyari batang idung Rio. Mereka janjian mau maen bareng, tapi si Rio belum dateng.
Tringtringtring (?)
HP Gabriel berbunyi tanda ada SMS, buru-buru dibukanya SMS itu.

---
From: IfYupi Adegue (?)

Kak, balik cepet! Anterin gue ke RS! Zeva sakit!

---

Gabriel menghela napas selesai membaca SMS dari Ify itu.
"siapa? Rio bukan?" tanya Alvin antusias.
Gabriel menggeleng. "bukan, tapi Ify. Dia nyuruh gue cepet balik, suruh nganterin ke RS, Zeva, temen dia, sakit." jawab Gabriel.
Baru aja Alvin mau nanya lagi, HPnya bernyanyi (?)

---
Rio cRag calling..
---

Alvin langsung ngangkat tuh telepon. "Io, lo dimana sih? Gue sama anak-anak nunggu sampe jamuran nih!" Alvin langsung ngomel-ngomel.
"eh gue butuh ngomong juga! Dengerin, nenek gue mendadak sakit, nah gue dipaksa bokap biar ikut ke RS. Sori deh. Eh bokap gue dateng. Bye."
Klik. Telepon terputus. Bahkan Alvin nggak sempet nanya lagi! Ckckck..
"gimana Rio?" tanya Cakka.
"dia ikut bokapnya ke RS, neneknya mendadak sakit. Jadi dia nggak bisa ikutan kita." jawab Alvin sambil memasukkan hape ke saku.
"trus sekarang gimana?" tanya Alvin sambil menatap Gabriel dan Cakka gantian.
Baru aja Gabriel mau jawab, eh hapenya bunyi. Ify telepon.
"Kakaaaak! Cepetan balik! Gue harus cepet-cepet ke rumah sakit! Jam segini tuh nggak ada taksi! Gue nggak bisa naik mobil! Harapan gue satu-satunya cuma elo! Ay.."
Tut. Gabriel menutup telepon itu tanpa bicara satu patah kata pun! Gimana mau ngomong kalo Ify nyrocos terus gitu?
"kalo gue balik deh, Vin. Ify ngamuk." ucap Gabriel lalu memakai helmnya.
"gue duluan ya" pamit Gabriel lalu melesat meninggalkan kedua sohibnya itu.
"kita gimana nih, Cak?" tanya Alvin ke Cakka.
"ikut ke RS aja yuk? Katanya tadi temen Ify ada yang sakit kan? Nah kali aja lo bisa ketemu Via. Dan gue.. Hehe bisa ketemu Agni.. Hehe.." Cakka cengir-cengir.
"woo.. Dasar! Yaudah deh. Ayo.."

This entry was posted on 23.29 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

1 komentar

Casino City, Las Vegas - MapYRO
Casino 오산 출장샵 City Map and Wynn Map with photos, location 하남 출장마사지 maps, 김제 출장안마 room rates, amenities: expert Las Vegas research, only at 포커 족보 Allowed Hotel Rooms: 999 sq. ft. 논산 출장안마 Hotel Service

Posting Komentar